Pages

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 12 Juni 2011

Kajian al-Hajj 22:36-37



Artinya          :   dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur -- Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Hajj 22:36-37)





​​اِنْشَآءَاللّهُ saya coba livetweet pengajian alhijri pagi ini dengan melanjutkan kajian tafsir QS 22:36-37, Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil:

Pertama, tugas manusia adalah mengabdi dan beribadah pada Allah. Ibadah tersebut harus dilakukan dengan mujahadah dan penuh kesungguhan. Lakukan ibadah tersebut secara sempurna. Misalnya, memberikan yang terbaik dalam berinfak. jangan sampai kita menginfakkan sesuatu yang tidak kita sukai. Dalam QS. 2:267 ditegaskan larangan untuk berinfak dengan yang buruk. Ini adalah bentuk dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan akan berusaha menggoda kita agar ibadah dan aktivitas pengabdian kepada Allah dilakukan secara asal-asalan. Pada ayat QS 22:36 antara lain diungkapkan bahwa tanda-tanda syiar agama Allah harus tercermin dari kualitas ibadah yang dilakukan. Memiliki mesjid yang bersih dan tertata itu bagian dari syiar. Menyembelih hewan qurban yang terbaik juga bagian dari syiar. Anak-anak harus dilatih sejak dini untuk beribadah dengan penuh kesungguhan, agar mereka terbiasa mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan.

Kemudian ayat ini (22:36) juga menjadi dalil bahwa dalam ibadah qurban, kita boleh memakan bagian dari hewan yang kita qurbankan. tapi kita tidak boleh memakan semua, cukup sebagian kecil saja (max 1/3), dan berikan pada yang berhak menerimanya.

Pelajaran kedua dari ayat-ayat ini adalah bahwa setiap ibadah yang dilakukan, selalu ada sisi-sisi sosialnya. Dalam ibadah puasa misalnya, ada sisi sosial yang ingin dibangun. dalam sholat berjamaah, juga ada hubungan sosial yang ingin dibangun. dalam ayat ini, ibadah qurban juga memiliki sisi sosial, yaitu memperhatikan kelompok orang yang membutuhkan. Kelompok orang yang membutuhkan itu ada 2, yaitu :

  1. al-qooni' adalah orang yang membutuhkan, tapi dia tidak pernah meminta-minta. dan
  2. al-mu'tar adalah orang yang membutuhkan tapi suka meminta-minta.
Kita harus bijak dalam memperhatikan kedua kelompok ini. Inilah antara lain sisi sosial ibadah qurban yang ingin dikembangkan.
Selanjutnya, pada ayat QS. 22:37 diungkap bahwa ikhlas itu adalah sikap hati yang tunduk pada Allah setelah melakukan ibadah yang terbaik. Tidak dikatakan ikhlas kalau ibadah kita, kita lakukan secara asal-asalan. Ciri ikhlas adalah selalu mempersembahkan yang terbaik. Perpaduan antara keikhlasan dan kualitas dalam ibadah maupun muamalah inilah yang akan mengantarkan seseorang menjadi muhsinin. Demikian kajian #alhijri pagi ini. Semoga bermanfaat :) 
Sumber : 
 diambil dari kajian Hijri di twitterland http://twitter.com/#!/irfan_beik 
Oleh : 

Irfan Syauqi Beik adalah Islamic economist (FEM IPB, Pusat Kajian Pembangunan Syariah IPB & Pascasarjana UIKA), and newspaper columnist http://www.irfansb.blogdetik.com
Editor : 
 Ismu Hartoyo/PKSumbersuko






 

Blogroll

About

Browser tidak support