Pages

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 29 Juni 2011

Keluarga Baru Kami

Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2011 dimanfaatkan oleh DPP Partai Keadilan Sejahtera untuk meluncurkan Rumah Keluarga Indonesia. Mendukung program pemerintah itu, PKS menjadikan Harganas sebagai Hari Keluarga Kader dan memprioritaskan satu hari tersebut untuk melakukan kegiatan bersama keluarga.
PKS menyadari persoalan keluarga Indonesia saat ini tidak sedikit karena itu perlu upaya sungguh-sungguh untuk membantu keluarga Indonesia meminimalisir persoalannya. Ada beberapa agenda yang dilakukan oleh PKS baik pusat maupun daerah untuk berkontribusi dalam hal tersebut.“Inilah konstribusi kami bagi kejayaan negeri, karena kami yakin kemajuan suatu bangsa berawal dari kekokohan keluarga”, tegas Anis Matta, Lc.

Ngemeng-ngemeng tentang keluarga pada hari Senin tanggal 27 Juni 2011 sekitar  pukul 14.20 WBBWI telah hadir keluarga baru kami, seorang perempuan mungil  dengan berat 2,7 Kg yang panjangnya tidak sampai setengah meter.

Putri kecil kami lahir tanpa bantuan siapapun, tenaga medis dan saya (ayahnya) baru datang sekitar 5-10 menit setelah dia lahir. Kok bisa?. Bisa!!. Begini kronologisnya.

Sebenarnya kami berencana periksa rutin kehamilan tiap 2 minggu sekali pada hari Selasa 28 Juni 2011. Tapi karena sang ibu pada sehari sebelumnya merasakan sakit diperut. Maka saya setelah istirahat dzuhur bergegas memeriksakan kondisi ke Bidan terdekat, tapi ternyata beliau belum pulang, kemudian ke Bidan Puskesmas juga tidak ada karena sedang kuliah, akhirnya kami coba memeriksakan ke Puskesmas (jam layanan umum sudah tutup pukul 11.00) di UGD kebetulan Bidan Puskesmas belum pulang, setelah diperiksa komprehensif sudah ada tanda-tanda mau melahirkan tetapi perkiraan bidan paling cepat 4 jam karena kami periksa pukul 13.00 maka perkiraan lahirnya paling cepat jam 17.00, karena masih lama kami putuskan untuk pulang dulu mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah saya photo copy persyaratan Jampersal (Jaminan persalinan), dan ngeprint 1 lembar photo. Sang Bunda sudah merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya oleh Bidan setelah ditelpon dianjurkan segera berangkat ke Puskesmas tetapi sang Bunda sudah tidak tahan kemudian masih di dalam rumah ketuban sudah pecah, dan berbaring di tempat tidur disitulah saya lihat udah mau keluar kepalanya, kemudian saya putuskan untuk memanggil tenaga medis. Karena mendadak tenaga medis masih mempersiapkan peralatan untuk dibawa ke rumah kami, setelah 10 menit berlalu kamipun datang tetapi putri kami sudah tidak sabar untuk hadir ditengah-tengah kami.

Melengkapi kebahagiaan kami sekeluarga, hadirlah putri kami yang sampai sekarang masih belum saya beri nama. Mungkin ada teman-teman yang mau memberi saran nama untuk putra kedua kami. Dipersilahkan....


Sabtu, 25 Juni 2011

Golongan Darah Anda Adalah Kepribadian Anda

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

Tapi ternyata, golongan darah bisa menjadi pribadi kita sendiri dengan kata lain bisa mencerminkan siapa kita sebenarnya. Golongan darah yang terdiri dari empat bagian diantaranya A, B, O, AB mempunya makna tersendiri.

Seperti halnya dibawah ini, anda akan melihat siapa anda sebenarnya sesuai dengan golongan darah anda.

 

Golongan Darah A mencerminkan anda itu,
  1. Berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool.
  2. Tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
  3. Penuh pertimbangan dan perencanaan yg matang.
  4. Konsisten dan serius dalam mengerjakan sesuatu.
  5. Berusaha menjadi sewajar dan ideal mungkin.
  6. Kadang suka menyendiri dan jauh dari orang-orang.
  7. Suka menekan perasaan dan terlihat tegar.
  8. Mudah merasa gugup.
  9. Keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.

    Golongan Darah B mencerminkan Anda itu,
     
  1. Punya rasa ingin tahu.
  2. Banyak kegemaran dan hobby.
  3. Menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
  4. Selektif.
  5. Cenderung ingin jadi nomor satu dan melalaikan sesuatu jika terfokus dgn kesibukan yang lain (tidak bisa mengerjakan sesuatu dalam waktu yg sama).
  6. Terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias, walau tidak sesuai dgn pendapatnya.
  7. Tidak suka bergaul dengan banyak orang.

    Golongan Darah O mencerminkan Anda itu,
     
  1. Berperan menciptakan gairah dan suatu keharmonisan.
  2. Bersifat tenang, pandai menutupi sesuatu sehingga kelihatan slalu riang, damai dan terlihat tidak punya masalah, sampai akhirnya mencari tempat atau orang untuk curhat.
  3. Pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan, dermawan dan tidak pelit.
  4. "loved by all". Keras kepala juga, berpendirian.
  5. Fleksibel dan mudah menerima hal-hal baru.
  6. Cenderung gampang dipengaruhi.
  7. Berkepala dingin dan terpercaya tapi kurang berhati-hati.
  8. Banyak yg suka.

    Golongan Darah AB mencerminkan Anda itu,
  1. Sensitif dan lembut.
  2. Penuh perhatian dan peduli dengan perasaan orang lain tapi tidak menyinggung.
  3. Keras dgn diri sendiri dan orang² dekat.
  4. Cenderung kelihatan punya dua kepribadian.
  5. Suka sentimen dan mikir sesuatu terlalu dalam.
  6. Banyak teman, tapi suka menyendiri juga,,,

Senin, 20 Juni 2011

Pendidikan Primer

Akhir-akhir ini banyak orang tua dipusingkan oleh anak-anaknya, kenapa? Karena beberapa hari terakhir banyak anak-anak mereka sudah menyelesaikan proses belajarnya di sekolah, ada yang dari TK menuju SD, dari SD ke SMP, lulus SMP mencari sekolah SMA dan begitu seterusnya.
Para orang tua sibuk mencari sekolah mana yang baik untuk anak-anak mereka. Mereka sibuk berkeliling sekolah dan mencari referensi dari orang lain yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk memberi pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka.
Tapi wajib diingat seperti tausiyah K.H. Muhammad Arifin Ilham, beliau mengatakan Ilmu yang WAJIB/PRIMER diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka dan berdosa besar bila mengabaikannya adalah AQIDAH, IBADAH dan AKHLAK, sedangkan yang lain, bisa diperoleh disekolah mana saja yaitu misalnya bahasa Inggris, komputer, matematika, dan sebagainya adalah SEKUNDER.
Sebagaimana Luqmanul Hakim mendidik anak-anak beliau. Yang termaktub dalam Al-Qur’an: “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah(Aqidah, pen) Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu (Ibadah, pen) Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu.(Akhlak) Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS Luqman 31:13-19).
Karena itulah sahabatku, siapkan anak-anak kita untuk menjadi "GENERASI RABBANI", yang dicintai Allah dan RasulNya serta dapat membahagiakan orang tunya dunia akhrat, dengan ILMU PRIMER & SEKUNDER, SubhanAllah.

Jumat, 17 Juni 2011

Tidak Boleh Jual Paku Malam Hari

Sebel, marah, jengkel berkumpul jadi satu, kenapa? begini ceritanya:
Pada suatu malam sekitar dua minggu yang lalu, aku kan ada kerjaan bikin banner, terus karena kuwalahan, banner yang kujanjikan hari itu juga belum selesai. Kucoba mempercepat agar selesai tepat waktu seperti yang kujanjikan, eh ndilalah kurang sedikit lagi selesai,  paku abis, waktu itu sekitar jam 08.00, bentar lagi mau diambil tuh banner, kebayangkan kan situasinya?

Terus hari kan udah malam nih, toko bangunan langganan operasinya sampai pukul 4 sore doang , gimana nih? Untungnya sebelah rumah ada toko kelontong yang jual bahan bangunan cuman kapasitas terbatas, tanpa pikir panjang kupacu sepeda ku menuju toko sebelah rumahku.

Tapi sungguh kecewanya diriku setelah kuutarakan maksudku, "Beli Paku," cuman gelengan kepala yang kuterima, kuperjelas tanyaku "Beli paku, seribu aja" tetep aja gelengan yang kuterima sebagai jawaban, terus kutanyakan kenapa eh ternyata gak boleh jual paku malam-malam katanya, tanpa pikir panjang aku marah ditempat tanpa bisa mengendalikan emosiku, sumpah serapah kulontarkan dalam perjalananku pulang kerumah, sambil ku kais-kais mungkin ada beberapa biji paku dirumah.

Istriku bertanya kenapa ngomel-ngomel gak jelas serasa tak terbendung lagi kecewaku ku lontarkan kepada ibunya dyhar. Masak ada orang percaya paku jual paku akan menimbulkan kesialan, kerugian atau apalah, kalau keinjak mungkin iya. parahnya lagi penjualnya udah bergelar Haji dan Hajjah (ibadah tertinggi umat Islam).

Itulah sekelumit kisahku, tetapi ternyata masih banyak hal-hal lain yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari contohnya:
  • Kupu-kupu masuk rumah, pertanda ada tamu,
  • Gigi copot, ada kerabat dekat yang celaka,
  • Berita dari penjaga kunci ka'bah, kalau tidak disebarkan pada 10 orang lain akan celaka,
  • Tidak boleh berfoto bertiga, nanti ada yang mati,
  • Bunyi tokek menentukan pilihan,
  • Suara burung ditengah malam, bertanda buruk,
  • Kokok ayam dimalam hari, pertanda ada yang hamil tanpa nikah,
  • Kucing loncat mayit, jadi pocong.
Inilah beberapa contoh khurafat-tahayyul, karena
"...Sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-A'raf 7 : 131), jadi bukan karena paku, gigi copot, foto bertiga, dll. 
Itu termasuk bagian dari bagian dari syirik "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS 4:48)

Selasa, 14 Juni 2011

Lagi Futur Nih....???

mencari daun-daun yang berserakan
Labruk Kidul-Gimana nih, gaswat...! sebagai sekretaris DPC sekaligus admin blog ini sedang dilanda kemunduran, bagaimana tidak... blog ini sudah 2 hari gak update, ada syuro DPC juga ndak hadir (dengan berbagai alasan), majelis juga absen (juga dengan berbagai alasan) dalam hal ibadah juga drop, jama'ah jarang-jarang, tilawah juga, sampai mandipun sekali sehari he..he.. (maklum hawanya lagi dingin). Cuman makan yang masih rutin...

Ndak ingin gini terus dong, kucoba cari literature apa yang melatarbelakangi fenomena tersebut, dan cara mengatasinya. Mungkin selain saya ada sahabat yang mengalami hal serupa, nih mungkin bisa dipakai pedoman:

Mundur/Futur ini ada 3 golongan:
  1. Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.
  2. Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
  3. Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.
Penyebab kemunduran/Futur diantaranya:
  1. Hilangnya keikhlasan
  2. Lemah dalam menuntut ilmu syar'i
  3. Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat
  4. Fitnah(cobaan) berupa istri, anak dan harta
  5. Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
  6. Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan cita-cita duniawi
  7. Melakukan dosa dan maksiat serta memakan barang-barang yang haram
  8. Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah)
  9. Lemahnya iman
  10. Menyendiri (tidak mau bergaul dengan komunitas yang baik)
  11. Lemahnya pendidikan
 Cara Mengatasinya:
  1. Memperbaharui keimanan. Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjamaah di masjid, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat tahajjud dan witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain dari amal-amal ketaatan.
  2. Merasa selalu diawasi Allah ta'ala dan banyak berdzikir kepada-Nya
  3. Ikhlas dan bertakwa
  4. Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid'ah dan kemaksiatan)
  5. Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah dan dauroh-dauoroh syar'iyyah.
  6. Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri
  7. Mencari teman yang baik (shalih)
  8. Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap su'ul khatimah (akhir kehidupan yang jelek)
  9. Sabar dan belajar untuk sabar
  10. Berdoa dan memohon pertolongan Allah
Eh, ternyata,Nabi Muhammad saw juga pernah futur, namun beliau cepat bangkit dari futurnya. Dalam surat Al Baqaroh ayat 214 dikisahkan, Allah SWT berfirman : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. 

Tingkat futur Rasulullah dan para sahabat sampai pada mempertanyakan datangnya pertolongan Allah yang tidak kunjung datang. Lalu Allah menjawab bahwa pertolongan Allah itu pasti datang, sehingga jawaba Allah tersebut membangkitkan kembali semangat beliau untuk berjuang. 

Trus bagaimana Rasulullah bangkit dari semangatnya:
Jika futur, Nabi Muhammad justru banyak beribadah. Bukan sebaliknya malah meninggalkan ibadah seperti yang dilakukan sebagian kaum muslimin saat ini. 
  1. Menurut sebagian ulama, jika mengalami cobaan hidup yang melemahkan semangatnya (futur), nabi Muhammad saw justru memperbanyak tilawah Al Qur’an dan sholat sunnah. Bahkan begitu seringnya Nabi Muhammad saw sholat, sehingga beliau akan sholat sunnah jika ada kesempatan (dinamakan sholat sunnah Mutlaq). Beliau juga banyak membaca berdo’a jika mengalami cobaan dalam hidupnya. Salah satu doa beliau tercermin dalam surah Al Baqaroh ayat 214 di atas. 
  2. Dengan banyak berda'wah. Orang yang sibuk dan rutin berda’wah juga akan sibuk dan rutin menasehati dirinya sendiri. Nasehat adalah cara untuk menghindari futur.  Oleh sebab itu, Allah menyebut ciri umat Islam terbaik dengan “banyak menasehati (amar ma’ruf nahi mungkar)”. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada AllahQS. Ali Imran 3 : 110

Demikian kiat Nabi Muhammad saw untuk terhindar dari futur berkepanjangan dan demikian pula yang harus kita contoh. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang terhindar dari futur dan selalu bersemangat dalam hidup yang indah ini!


Jadi jika kita ingin terhindar dari futur, aktiflah berda’wah atau hiduplah dalam lingkungan da’wah (lingkungan yang banyak menasehati satu sama lain). Jangan menyendiri dan jangan banyak bergaul dengan lingkungan yang induvidualistis dan hedonis. 

Dari berbagai sumber



Minggu, 12 Juni 2011

Kajian al-Hajj 22:36-37



Artinya          :   dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur -- Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Hajj 22:36-37)





​​اِنْشَآءَاللّهُ saya coba livetweet pengajian alhijri pagi ini dengan melanjutkan kajian tafsir QS 22:36-37, Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil:

Pertama, tugas manusia adalah mengabdi dan beribadah pada Allah. Ibadah tersebut harus dilakukan dengan mujahadah dan penuh kesungguhan. Lakukan ibadah tersebut secara sempurna. Misalnya, memberikan yang terbaik dalam berinfak. jangan sampai kita menginfakkan sesuatu yang tidak kita sukai. Dalam QS. 2:267 ditegaskan larangan untuk berinfak dengan yang buruk. Ini adalah bentuk dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan akan berusaha menggoda kita agar ibadah dan aktivitas pengabdian kepada Allah dilakukan secara asal-asalan. Pada ayat QS 22:36 antara lain diungkapkan bahwa tanda-tanda syiar agama Allah harus tercermin dari kualitas ibadah yang dilakukan. Memiliki mesjid yang bersih dan tertata itu bagian dari syiar. Menyembelih hewan qurban yang terbaik juga bagian dari syiar. Anak-anak harus dilatih sejak dini untuk beribadah dengan penuh kesungguhan, agar mereka terbiasa mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan.

Kemudian ayat ini (22:36) juga menjadi dalil bahwa dalam ibadah qurban, kita boleh memakan bagian dari hewan yang kita qurbankan. tapi kita tidak boleh memakan semua, cukup sebagian kecil saja (max 1/3), dan berikan pada yang berhak menerimanya.

Pelajaran kedua dari ayat-ayat ini adalah bahwa setiap ibadah yang dilakukan, selalu ada sisi-sisi sosialnya. Dalam ibadah puasa misalnya, ada sisi sosial yang ingin dibangun. dalam sholat berjamaah, juga ada hubungan sosial yang ingin dibangun. dalam ayat ini, ibadah qurban juga memiliki sisi sosial, yaitu memperhatikan kelompok orang yang membutuhkan. Kelompok orang yang membutuhkan itu ada 2, yaitu :

  1. al-qooni' adalah orang yang membutuhkan, tapi dia tidak pernah meminta-minta. dan
  2. al-mu'tar adalah orang yang membutuhkan tapi suka meminta-minta.
Kita harus bijak dalam memperhatikan kedua kelompok ini. Inilah antara lain sisi sosial ibadah qurban yang ingin dikembangkan.
Selanjutnya, pada ayat QS. 22:37 diungkap bahwa ikhlas itu adalah sikap hati yang tunduk pada Allah setelah melakukan ibadah yang terbaik. Tidak dikatakan ikhlas kalau ibadah kita, kita lakukan secara asal-asalan. Ciri ikhlas adalah selalu mempersembahkan yang terbaik. Perpaduan antara keikhlasan dan kualitas dalam ibadah maupun muamalah inilah yang akan mengantarkan seseorang menjadi muhsinin. Demikian kajian #alhijri pagi ini. Semoga bermanfaat :) 
Sumber : 
 diambil dari kajian Hijri di twitterland http://twitter.com/#!/irfan_beik 
Oleh : 

Irfan Syauqi Beik adalah Islamic economist (FEM IPB, Pusat Kajian Pembangunan Syariah IPB & Pascasarjana UIKA), and newspaper columnist http://www.irfansb.blogdetik.com
Editor : 
 Ismu Hartoyo/PKSumbersuko






Sabtu, 11 Juni 2011

Twit Salim A Fillah : Do'a

do'a
Dalam Al Hikam, Ibn 'Athaillah As Sakandari mengisahkan sebuah do’a yang diijabah Allah, tetapi sang pendo’a yang justru tak siap akannya. Seorang ahli 'ibadah ber do’a memohon pada Allah agar dikaruniai 2 potong roti tiap hari tanpa harus bekerja, dan sehingga dengannya, dia dapat dengan tekun beribadah kepada Allah. Dalam bayangannya, jika tak berpayah kerja mengejar dunia, ibadahnya kan lebih terjaga. Maka Allah pun mengabulkan do’a-nya. Dengan cara yang tak terduga. Tiba-tiba dia ditimpa fitnah dahsyat yang membuatnya harus dipenjara.
Allah takdirkan bahwa di penjara dia diransum 2 potong roti; 1 di pagi, 1 di petang. Tanpa bekerja. Diapun luang dan lapang beribadah. Tapi apa yang dilakukan sang 'abid (ahli Ibadah)? Dia sibuk meratapi nasibnya yang terasa nestapa. Masuk penjara begitu menyakitkan dan penuh duka. Dia tak sadar, bahwa masuk penjara adalah bagian dari terkabulnya do’a yang dipanjatkan sepenuh hati. Rasa nestapa menutup keinsyafannya.
Apa pelajaran yang kita ambil dari kisah do’a sang 'Abid ini? Wallaahu a'lam bish shawaab. Pertama: hati-hatilah dalam berdo’a dan meminta. Sungguh boleh meminta apapun, memohon serinci bagaimanapun, dengan ucapan dan bahasa terserah kita. Tapi do’a yang baik tetap ada adabnya. Di antara do’a terbaik telah Allah ajarkan dengan firmanNya, atau tersebut dalam kisah tentang hambaNya yang shalih dalam Al Quran. Do’a terbaik juga telah diajarkan oleh Nabi SAW melalui sabdanya, atau melalui apa yang terkisah dalam perjalanan hidupnya nan mulia. Maka ber do’a dengan apa yang telah mereka tuntunkan adalah lebih utama, mengungguli segala bentuk do’a apapun selainnya.
Pelajaran selanjutnya; Allah lebih tahu dibanding kita tentang apa yang terbaik bagi kita. Maka mintalah yang terbaik dari Allah. Setiap pengabulan do’a selalu diikuti konsekuensinya. Maka jika kita meminta yang terbaik, semoga Allah bimbing juga untuk menghadapinya. Dan karena pengabulan do’a diikuti konsekuensi; meminta 'hasil' biasanya melahirkan kebuntuan; tapi meminta 'sarana' membuka jalan baru. Ber do’a minta karunia yang hiasi jiwa; keimanan, kesabaran berlipat, kemampuan bersyukur dll; lebih indah daripada meminta benda-benda.
Dan kitapun ingat; sebab Allah Maha Tahu; do’a bukanlah cara memberitahuNya akan apa yang kita butuhkan (karena Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan, red). Do’a itu bincang mesra padaNya. Maka teruslah berbincang mesra; hingga bukan hanya isi do’anya, melainkan berdo’a itu sendirilah yang menjadi kebutuhan dan deru jiwa kita.
Pelajaran lain dari kisah do’a si 'Abid; seringkali banyak pinta kita telah dikabulNya, tapi kita terhijab darinya. Hijab itu tersebab masih adanya prasangka buruk pada Allah, kurangnya syukur, dan ketidaktepatan do’a yang lahirkan ketaksiapan hadapi paket pengabulannya.
Selamat berdo’a ya Shalih (in/at), do’a dengan sebaik-baik adab, seindah-indah pinta, semesra-mesra suasana, setunduk-tunduk jiwa:) Bincang do’a ini diilhami oleh Gurunda @sholzerotohero, penulis buku ZeroToHero, di perjalanan tadi. Follow beliau ya Shalih (in/at;)
TKP 


Selasa, 07 Juni 2011

Memeriahkan Rajab Buka Puasa Bareng

Appetizer talas dan ketela pohon rebus
Untuk memeriahkan bulan Rajab, dan Sya'ban serta menyongsong bulan suci Ramadhan ibu-ibu di wilayah kecamatan Sumbersuko punya gawe yaitu dengan mengadakan acara buka bersama pada hari Senin tanggal 6 Juni 2011 kemarin.
Agenda tersebut dimulai pukul 17.00 bbwi dan kebetulan mengambil tempat dirumah ketua DPC PKS Sumbersuko di Jalan Kaplingan Desa Kebonsari Kec. Sumbersuko


Setelah dibuka oleh ibu Halimah selaku murobbiyah ibu-ibu tersebut, dilanjutkan dengan pembacaan al-ma'tsurat (dzikir pagi sore) serta taujih oleh Ustadz Muhammad Sholeh dan selaku ketua DPC Sumbersuko menyampaikan arahan serta mengumumkan ta'limat dari DPP untuk meningkatkan amal yaumiyah, mulai puasa sunnah, qiyamul lail dan sebagainya, setelah itu   dilanjutkan dengan syuroh kegiatan DPC, ada banyak rencana program yang terlontar dari kader diantaranya program pekan bersih, dimana setiap pekan kami mengontrol setiap rumah kader dan simpatisan PKS khususnya di wilayah kecamatan Sumbersuko sekaligus bisa menjalin silaturrahim dengan "konstituen".
Lahap ibu-ibu juga menikmati hidangannya

Acara dihentikan sementara karena adzan maghrib, setelah sholat maghrib berjama'ah dilanjutkan dengan acara inti yaitu buka bersama dengan menu ala kadarnya tetapi malah membuat meriah, ternyata menu sederhanapun tidak bisa mengurangi kemeriahan acara tersebut, karena ternyata kebersamaan itu yang membuat meriah acara pada hari itu, agenda syuro yang tertunda tadi dilanjutkan dan setelah selesai acara tersebut ditutup dengan do'a. Semoga kita mendapat keberkahan bulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukan kami dalam bulan Ramadhan.... Amin (ISM)


TKP











Senin, 06 Juni 2011

Olahraga dapat Pahala?

Gotong Royong pengecoran lantai 2 Masjid Ar Roudhoh
Labruk Kidul-Sabtu malam dapat undangan untuk esok harinya. Minggu jam 07.00 berangkat ketempat acara tersebut diadakan, setelah sebelumnya sarapan dan tentu saja mandi dulu (biar gak bau2 amat). Setelah sampai di TKP yang kebetulan masih beberapa orang yang hadir, kusempatkan duduk-duduk sebentar (terus terang aku masih belum tahu apa yang aku kerjakan).
Selang beberapa saat kemudian sebuah mobil pengangkut bahan bangunan datang dengan mengangkut puluhan sak semen dan tanpa dikomando kami membantu menurunkannya, sampai titik ini baru aku tahu ternyata undangan pada sabtu malam kemarin adalah undangan untuk gotong royong pengecoran masjid yang berada di desaku (soalnya pada saat diundang/diberitahu aku sedang tidak ada dirumah).
Setengah jam kemudian beberapa orang/warga yang lain datang ke masjid tersebut, tentunya dengan niatan yang sama yaitu gotong-royong mengecor masjid yang "terbesar" di Kecamatan Sumbersuko ini.
Bagian pengangkut pasir
Seperti sudah dikomando sebelumnya, kami menempati posisi masing-masing, ada yang dibagian mengangkut pasir, batu kecil, bagian pencampur/pengaduk semen, dan ada bagian yang mengangkut adonan. Kebetulan bagian yang di cor adalah di lantai 2, jadi memerlukan banyak orang untuk sambung-menyambung mengangkut adonan tadi sampai lantai atas. Dengan penuh semangat kami mengangkat satu demi satu timba yang berisi campuran semen, batu, dan pasir ini untuk mengecor lantai ke-2 masjid yang mulai pembangunannya sekitar tahun 2005 yang sampai sekarang masih belum rampung pembuatannya ini.
Pengecoran Lantai Atas
Sekitar jam 09.30 kami beristirahat sebentar untuk sekedar menikmati minum dan makan yang disumbangkan oleh warga yang lain yang tidak ikut dalam gotong royong tersebut, setelah beberapa menit kamipun melanjutkan kembali sampai 11.30 istirahat untuk melaksanakan sholat dzuhur. Gotong royong tersebut dilanjutkan kembali sekitar pukul 13.00 dan selesai menutup seluruh lantai sekitar pukul 14.30.
Dengan adanya acara tersebut saya khususnya mendapat manfaat diantaranya yaitu:
  1. Itung-itung olahraga, pada tiap harinya jarang bergerak dan tidak pernah mengeluarkan keringat karena kerjanya lebih banyak duduk;
  2. Tercipta kerukunan, dengan adanya gotong royong tersebut timbul saling bantu membantu antara satu dengan yang lain. betapa indahnya kalau tidak hanya dalam pembangunan masjid saja tetapi dalam hal membangun negeri ini semua elemen masyarakat saling bekerja sama untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera.
  3. Bagian Pengecoran
  4. Bernilai ibadah, mudah-mudahan apa yang kami lakukan semata-mata ikhlas karena Allah dan mengharapkan Ridho dariNya, seperti sabda Rasulullah saw: "Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga". (H.R Bukhari dan Muslim).
Tak berlebihan kiranya  jika saya menganggap selain mendapat manfaat di dunia juga bernilai ibadah untuk bekal kita menuju akhirat kelak  "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak...." (Q.S. 57 : 11), amin..


Jumat, 03 Juni 2011

Nazaruddin : Semua Tiba-tiba Hilang

Curhat "M. Nazaruddin" mantan Bendahara Parpol tertentu

Salah satu bait penggalan "curhat" "sang mantan bendahara salah satu parpol di Indonesia" mengatakan, "dulu ketika diatas, anda banyak teman, ketika di bawah, semua tiba-tiba menghilang" mengingatkan kita betapa pentingnya memilih teman sejati.

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kecenderungan untuk berteman, tidak bisa kita hidup sendiri. Islam menganjurkan untuk menjalin pertemanan dengan baik. Pertemanan yang di dalamnya saling menasihati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran (QS Al-'Ashr [103]: 3).

Islam juga mengingatkan penganutnya agar berhati-hati dalam memilih teman. Sayidina Ali RA pernah berkata, "Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya." Rasulullah juga mengingatkan, "Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul."

Ali Zaenal Abidin berkata kepada putranya, "Wahai anakku, berhati-hatilah terhadap lima kelompok. Jangan berteman dan jangan berbicara kepada mereka, serta jangan menjadikannya teman dalam perjalanan." Lalu putranya bertanya tentang lima kelompok itu.

Sang ayah pun menjawab, "Pertama, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang berkata dusta. Dia bagaikan bayangan yang mendekatkan engkau dari sesuatu yang jauh dan menjauhkan engkau dari hal yang dekat. Kedua, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang fasik, sebab dia akan menjualmu seharga butiran atau lebih rendah dari itu."

"Ketiga, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang kikir, sebab dia akan menjauhkanmu dari hartanya ketika engkau memerlukannya. Keempat, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang yang dungu, sebab dia ingin mendapat manfaat darimu, tetapi mencelakakanmu. Kelima, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang tidak memperhatikan kerabatnya, sebab aku mendapatkannya sebagai orang yang dilaknat Alquran dalam tiga tempat (ayat)."

Nasihat itu menunjukkan bahwa pertemanan sejati dapat dijalin dengan kejujuran, ketaatan beragama, kedermawanan, kemauan belajar, dan silaturahim. Kejujuran dapat menunjukkan dan menerima kebenaran. Kedermawanan dapat mendekatkan hubungan antarmanusia. Kemauan belajar dapat membuat orang saling memahami dan menghargai. Sedangkan, silaturahim dapat menjalin persaudaraan, umur panjang, dan kelimpahan rezeki.

Dalam pandangan Islam, teman juga dapat berupa perilaku atau amal. Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan mencari dan membinanya. Iman dan amal saleh dalam pandangan Islam dapat menolong dan menyelamatkan seseorang dari kehinaan.

Sayidina Ali berkata, "Sesungguhnya, ada tiga jenis teman bagi seorang Muslim. Pertama, teman yang berkata, 'Aku bersamamu di kala engkau hidup atau pun mati,' dan inilah amalnya. Kedua, teman yang berkata, 'Aku bersamamu hanya sampai kuburanmu, kemudian meninggalkanmu,' Inilah anaknya."

"Ketiga, teman yang berkata, 'Aku bersamamu hingga engkau mati,' inilah kekayaannya yang akan menjadi milik ahli waris ketika dia meninggal." Amal salehlah yang dapat menolong seseorang tatkala menghadapi pengadilan Tuhan dan tatkala tiada seorang pun sebagai penolong." Oleh karena itu, setiap Muslim perlu memperhatikan etika pertemanan dan berusaha menjadi teman yang sejati.

Do'a di Bulan Rajab

Hari ini, Jum'at 3 Juni 2011 bertepatan dengan 1 Rajab 1432, kita kembali memasuki bulan Rajab. Dalam bulan-bulan mulai bulan Rajab, pendahulu kita menganjurkan untuk melantunkan do’a:

اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان

“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”

Yang artinya: 
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”

Dalam lafadz do’a di atas terdapat kata “berkahilah”. Apakah makna dari “berkah” itu? Berkah memiliki makna ziyadatul hasan atau ziyadatul khair, yaitu bertambahnya kebaikan. Sesuatu itu bisa disebut berkah manakala ada sebuah peningkatan atau bertambahnya kebaikan yang dikarenakan sesuatu itu. Misalnya seseorang memiliki keberkahan rizki, itu berarti rizki tersebut memberikan tambahan kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Entah dengan rizki itu dia dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik, atau menunaikan hak orang-orang fakir dan miskin, dan seterusnya. Yang jelas ada nilai kebaikan dari sesuatu itu, yang tentunya kebaikan tidak hanya di dunia namun juga di akhirat.

Kaitannya dengan bulan Rajab dan Sya’ban ini, kita memohon kepada Allah keberkahan agar ada suatu pertambahan kebaikan dalam diri kita. Sehingga nantinya juga siap dalam memasuki sebuah masa tarbiyah selama sebulan yang telah diprogramkan Allah secara rutin.

Sungguh apa yang terkandung di dalam doa diatas adalah kuat secara makna. Bagaimana tidak? doa tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah gambaran sekaligus anjuran bagaimana kita menyambut dan merindukan ramadhan, bahkan lebih jauh lagi menyiapkan diri dan banyak hal untuk menyambut kedatangan bulan mulia tersebut.

Semangat dan kerinduan menyambut Ramadhan, adalah gambaran para sahabat secara umum dalam kesehariannya. Ibnu Rajab meriwayatkan bagaimana kondisi para sahabat Rasulullah SAW terkait Ramadhan :

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَبْلُغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan. Kemudian mereka pun berdo’a selama 6 bulan agar amalan yang telah mereka kerjakan diterima oleh-Nya.” (Kitab Lathaaiful Ma’arif ).
 
Do'a
Maka hal inilah yang harus senantiasa kita utamakan dan ambil inspirasinya. Tidak hanya terjebak dalam lafal doa semata tanpa kesiapan riil dalam amal dan perbuatan. Syeikh Abdul Karim bin Abdulah al-Khudair pernah ditanya tentang seorang yang berdoa dengan “ Allahuma bariklana fi rojab wa sya’ban wa ballighna romadhon “. Maka beliau menjawab dengan tenang: Semoga Allah memberikan pahala kepadanya. Memang hadits (doa) ini tidak kuat sanadnya, namun jika seorang muslim berdoa kepada Allah SWT agar menyampaikannya bulan Ramadhan, dan memberikan taufiq dalam mengamalkan puasa dan tarawih di dalamnya, dan mendapatkan lailatul qadar, atau berdoa dengan doa mutlak yang lainnya. Maka hal ini insya Allah boleh dan tidak mengapa".

Ibnu Rojab masih dalam kitab yang sama, ketika menjelaskan hadits di atas memberikan pelajaran agung kepada kita: Dalam hadits ini terdapat dalil tentang anjuran berdoa minta panjang usia agar mendapati waktu-waktu yang mulia, agar dapat menjalankan amal sholih di dalamnya. Sesungguhnya seorang muslim tidaklah bertambah usianya kecuali untuk kebaikan, dan sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan banyak amalnya.

Wallahu a'lam. TKP

Kamis, 02 Juni 2011

Lagi belajar Nahwu

Bagan Ilmu Nahwu
Rabu malam  setelah sholat Isya' kusempatkan membuka toko sebentar (tokoku terkenal dengan toko tutupan karena sering tutup, karena setiap waktu sholat selalu ku tutup, tapi sebenarnya banyakan bukanya hehe..), kali aja ditambahi rejekiku hari ini, biar bisa buat makan esok hari, sebelum acara "majelis" pekanan digelar di wilayah desa Mojosari yang biasanya diadakan tiap ahad malam, karena sesuatu dan lain hal diundur menjadi rabu malam.
Setelah setengah jam kubuka eh ternyata benar perkiraanku, memang ditambahi rejekiku  (bisa makan deh hari ini), setelah jam menunjukkan pukul 19.30 bbwi kututuplah tokoku tuk menghadiri kajian rutin tiap pekanan.
Agenda pengajian pekanan ini tidak seperti biasanya, karena ada satu kegiatan lagi yang diselipkan dalam acara tersebut yaitu belajar ilmu nahwu (tata bahasa Arab) ini sedikit yang saya dapat dari pelajaran pertama tadi malam:



Sejarah Munculnya Ilmu Nahwu

Banyak hal yang menyebabkan ilmu nahwu disusun. Secara umum sebab nya adalah seputar  kekeliruan orang-orang arab pada bahasa mereka yang disebabkan bercampurnya mereka dengan orang-orang ‘ajam (non arab) yang masuk islam sehingga mempengaruhi tata bahasa mereka. Diantara penyebab utama disusunnya ilmu nahwu adalah:

  • Pada masa Rasulullah diriwayatkan bahwa ada seseorang yang keliru bahasanya, maka Rasulullah bersabda: “ Bimbinglah saudara kalian ini.. Sesungguhnya dia tersesat"
  • Berkata Abu Bakar Ash Shidiq: “Aku lebih menyukai jika aku membaca dan aku terjatuh daripada aku membaca dan aku keliru
  • Pada masa Umar bin Khattab, bahasa yang keliru di kalangan orang arab semakin menjamur. Hal ini disebabkan karena perluasan daerah kekuasaan Islam sehingga banyak orang-orang ‘ajam yang masuk islam. Diantara kesalahan-kesalahan yang terjadi: 
1.  Umar melewati suatu kaum yang buruk lemparan (tombak) nya maka beliau mencela mereka. Mereka pun menjawab:

إِِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمِيْنَ

(Makna yang mereka inginkan adalah: “sesungguhnya kami adalah kaum terpelajar”. Akan tetapi mereka keliru karena  yang benar إِنَّا قَوْمٌ مُتَعَلِّمُوْنَ dengan merofa’kan kata مُتَعَلِّمِيْنَ)
Umar berpaling dari mereka karena marah dan berkata:"
Demi Allah kesalahan kalian pada lisan kalian lebih berat menurutku daripada kesalahan kalian pada lemparan (tombak) kalian".

2.  Abu musa Al Asyari mengirimkan surat kepada amirul mukminin Umar bin Khathab yang tertulis di situ kalimat

مِنْ اَبُوْ مُوْسَى إِلَى أَمِيْرِ المُؤْمِنِيَْنَ عُمَرٍ بْنِ الخَطَّابِ

(Dari abu musa kepada Amirul mukminin Umar bin Khathab. Namun secara kaidah bahasa, kalimat yang tepat مِن اَبِيْ مُوْسَى dengan menjarkan kata “اَبُوْ”)
Umar membalas surat tersebut dengan: "Sebaiknya kau cambuk Juru tulis mu (karena keliru)". Juru tulisnya adalah Abul Hushain Al Anbary.

3.   Seorang laki-laki dari gurun (badui) masuk Islam dan meminta diajarkan sesuatu dari Al Quran. Kemudian seorang kaum muslimin membacakan awal surat At Taubah:




"Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu ; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih."( At Taubah : 3)
Akan tetapi orang tersebut membacanya sebagai berikut:

أَنَّ اللّهَ بَرِيءٌ مِنَ المُشْرِكِيْنَ وَرَسُوْلِهِ


Yaitu dengan mengkasrahkan kata
رَسُوْلُ"” sehingga artinya berubah menjadi “bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan RasulNya.”
Berkatalah orang badui tersebut: “Apakah benar bahwa Allah berlepas diri dari Rasul Nya?  Demi Allah aku akan berlepas diri dari orang yang Allah berlepas diri darinya.” Ketika Umar mengetahui hal tersebut, ia mengutus seseorang ke orang tersebut dan membenarkan bacaannya dan Ia berseru kepada manusia:"Hendaknya seseorang tidak membaca Al Quran kecuali ia mengetahui bahasa Arab".
Ini adalah beberapa contoh kekeliruan-kekeliruan yang terjadi pada orang-orang arab disebabkan bercampurnya mereka dengan orang-orang non-Arab.  Kekeliruan ini tidak bisa dibiarkan karena dapat merusak pemahaman kaum muslimin terhadap Al Quran sebagaimana contoh yang disebutkan di atas. Oleh karena itu, ilmu nahwu disusun agar memudahkan seseorang dalam mempelajari kaidah-kaidah bahasa Arab sehingga tidak keliru dalam memahami kalimat bahasa Arab.


Pencetus Ilmu Nahwu
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama nahwu tentang siapa pencetus ilmu nahwu. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa pencetus ilmu nahwu adalah:
 
    1.    Amirul mu'minin Ali bin Abi Thalib
    2.    Abul Aswad Ad Du'aly atas perintah dari Khalifah Umar bin Khathab
    3.    Abul Aswad Ad Du'aly atas perintah Khalifah Ali bin Abi Thalib atau atas perintah Ziyad, pemimpin Bashrah atau Abul Aswad sendiri yang mencetuskan nya yang dipicu oleh percakapan antara beliau dan anak perempuan nya. Berkata anaknya: "wahai ayahku.. مَا أَحْسَنُ السَّمَاءِ (Apa yang paling indah dari langit?)" - dengan merofa'kan (membaca dhammah)  kata " أَحْسَنُ " dan menjarkan (membaca kasrah) kata "السَّمَاءِ" . Beliau pun menjawab:"Bintang-bintangnya". Anaknya pun berkata:"Aku bukannya bertanya wahai ayah.. tetapi aku sedang merasa takjub..". Beliau pun menjawab:"Kalau begitu seharusnya yang kamu ucapkan adalah.. مَا أَحْسَنَ السَّمَاءَ (betapa langit yang indah!)" – dengan membaca fathah kata "أَحْسَنَ " dan "السَّمَاءَ ". 
    4.    Abdurrahman bin Humuz Al A'raj
    5.    Nashr bin 'Ashim Al Laitsy 
    Pendapat yang paling kuat dari pendaat-pendapat di atas adalah pendapat yang menyebutkan bahwa pencetusnya adalah Abul Aswad Ad Du'aly atas perintah dari Khalifah Ali Bin Abi Thalib ketika terjadi banyak kekeliruan orang arab terhadap bahasa nya sendiri khususnya kekeliruan mereka dalam membaca Al Quran dan Hadits. Begitulah sejarah lahir nya ilmu nahwu dimana bisa kita baca dengan jelas bahwa tujuan utamanya adalah agar kaum muslimin dapat membaca Al Quran dan Hadits dengan benar sehingga bisa memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman: "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya." (Yusuf : 2) Imam Syafi’i rohimahulloh berkata, “Manusia tidaklah menjadi bodoh dan berselisih kecuali ketika meninggalkan bahasa Arab dan cenderung kepada bahasa Aristoteles (bahasa orang barat).” [Siyaru A’lamin Nubala, 10/74] Benarlah perkataan penyair yang berkata:

    النَّحْوُ أَوْلَى أَوَّلاً أَنْ يُعْلَمَ..  إِذْ الكَلاَمُ دُوْنَةُ لَنْ يُفْهَمَ..

    (Ilmu nahwu adalah hal pertama yang paling utama untuk dipelajari.. karena perkataan tanpanya, tak dapat dipahami.. atau kata teman-teman bagai sayur tanpa garam)
    Mudah-mudahan pekan depan berlanjut di rumah saya.....



 

Blogroll

About

Browser tidak support