Pages

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Selalu Lebih Baik

Kalim, SPd
Ulet, gigih, amanah, tidak kenal lelah dalam mengabdi. Itulah salah satu kata yang dapat menggambarkan sosok kita yang satu ini. Mempunyai nama lengkap yang hanya terdiri dari satu kata saja ini juga menggambarkan sikap beliau yang simple dan tidak menyukai hal-hal yang diruwetkan.
Kalim, S.Pd nama lengkap pria yang lahir di Tulungagung 49 tahun lalu ini, berprofesi sebagai tenaga pendidik atau lebih tepatnya seorang Kepala Sekolah SDN. Pakel 02 yang beralamat di Dusun Sumber Dadi Desa Pakel Kec. Gucialit. Setiap hari beliau berangkat dengan motornya menuju tempat tugas yang berjarak sekitar 17 km, kalau jalan lurus dan datar untuk sampai ketempat tujuan memakan waktu sekitar 15-20 menit, tetapi kebetulan jalan menuju ke tempat suami seorang istri dan 2 orang putra ini  mengabdikan diri selama ini tidak ada jalan datar nan mulus karena letak Kecamatan Gucialit tersebut antara 500-4.000 meter diatas permukaan laut, serta jalan yang tidak bagus memaksa beliau untuk berangkat sekitar 1 Jam sebelum bel sekolahnya berbunyi.
Selain sibuk “naik turun gunung”, suami dari ibu Zubaidah ini mempunyai se”abrek” kegiatan dari sebagai relawan PKPU yang setia mempromosikan baik kepada rekan sesama guru ataupun masyarakat sekitar untuk menjadi donatur PKPU, tercatat sudah belasan orang menjadi donatur tetap PKPU Lumajang melalui bapak dari Nur Romdhoni dan Broto Anggoro ini. Ditanya mengenai alasan beliau begitu setia “memasarkan” PKPU karena menurut beliau selain beribadah juga bernilai da’wah dengan mengenalkan hak dan kewajiban kita sebagai umat Islam (Zakat, Infaq, Shodaqoh) selain itu juga dapat menyambung silaturahim. Menjadi khotib di masjid-masjid, mengisi majelis-majelis ta’lim merupakan kesibukan lainnya dari Bapak yang sudah mengabdikan diri menjadi guru selama 29 tahun ini.
“PKPU bisa menjadi lebih baik dan luas lagi dan menjadi tolok ukur minimal di kota Lumajang dalam pengelolahan zakat” kata beliau ketika kami tanya apa harapan PKPU kedepan, sesuai motto beliau yaitu selalu ada pembaruan dari hari kehari, selalu lebih baik dari kemarin.


Selasa, 05 Juli 2011

Seputar Bulan Sya'ban

Hari berganti pekan, pekan berganti bulan tak terasa sekarang sudah menginjak bulan ke-8 dalam kalender Hijriyah, dimana bulan ini adalah bulan yang sering dilupakan orang karena diapit oleh dua bulan yang mulia yaitu Rajab dan Ramadhan.

Ada beberapa point penting yang terdapat dalam bulan Sya'ban ini untuk itu kita simak tausiyah dari Ust. Abdullah Haidir, Lc berikut ini:

Tentang Bulan Sya'ban

* Bulan Sya'ban adalah bulan ke 8 dalam penanggalan Hijriah. Terletak antara dua bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadan. Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang bulan Sya'ban, 

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

"Inilah bulan yang sering disepelekan orang, terdapat antara Rajab dan Ramadan."
(HR. Ahmad dan Nasa'i, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 1898)
Keistimewaan Bulan Sya'ban dan Puasa Di Dalamnya

* Keistimewaan bulan Sya'ban, dinyatakan dalam kelanjutan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas;

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Dia adalah bulan diangkatnya amal-amal (manusia) kepada Tuhan semesta Alam. Maka aku ingin ketika amalku sedang diangkat, aku sedang berpuasa."
(HR. Ahmad dan Nasa'i, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 1898)

Karena itu, berdasarkan riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa pada sebagian besar hari di bulan Sya'ban. Sebagaimana perkataan Aiysha radhiallahu anha,

... فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ (متفق عليه)

"Aku belum pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasanya dalam sebulan selain bulan Ramadan, dan tidak aku lihat bulan yang di dalamnya beliau paling banyak berpuasa selain bulan Sya'ban."

* Dalam riwayat Bukhari (1970) dari Aisyah radhiallahu anha, dia berkata,

"Tidak ada bulan yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam lebih banyak berpuasa di dalamnya, selain bulan Sya'ban. Sesungguhnya beliau berpuasa Sya'ban seluruhnya."

Maksud hadits ini adalah bahwa beliau berpuasa pada sebagian besar hari-hari di bulan Sya'ban, berdasarkan perbandingan riwayat-riwayat lainnya yang menyatakan demikian. Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang boleh mengatakan 'berpuasa sebulan penuh' padahal yang dimaksud adalah 'berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu'. Ada juga yang memahami bahwa kadang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, tapi kadang (di tahun lain) beliau berpuasa sebagian besarnya. Ada pula yang mengatakan bahwa pada awalnya beliau berpuasa pada sebagian besar bulan Sya'ban, namun pada akhir hidupnya beliau berpuasa Sya'ban sebulan penuh.

Penafsiran pertama lebih kuat, berdasarkan riwayat-riwayat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sering berpuasa di bulan Sya'ban melebihi puasa di bulan lainnya, dan bahwa Beliau belum pernah berpuasa sebulan penuh selain Ramadan. Wallahua'lam.

(Lihat: Fathul Bari, 4/213)

* Berdasarkan hadits di atas, keutamaan puasa di bulan Sya'ban memiliki dua alasan;

- Karena di bulan ini amal manusia diangkat untuk dilaporkan.

- Karena bulan ini dianggap sebagai bulan yang banyak disepelekan orang, karena terletak di antara dua bulan utama. Beribadah di saat orang lalai, memiliki keutamaan lebih dibanding beribadah disaat yang lainnya semangat beribadah. Meskipun kedua-duanya adalah kebaikan. 

* Puasa di bulan Sya'ban, selain hikmah yang disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas, oleh para ulama juga dimaknai sebagai penyambutan dan pengagungan terhadap datangnya bulan Ramadan. Karena ibadah-ibadah yang mulia, umumnya diawali oleh pembuka yang mengawalinya. Seperti ibadah haji diawali dengan persiapan ihram di miqat, atau ibadah shalat yang diawali dengan bersuci dan persiapan-persiapan lainnya yang dimasukkan dalam syarat-syarat shalat. Di samping hal ini akan membuat tubuh mulai terbiasa untuk menyambut ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadan.

Di sisi lain, Para ulama menyebutkan bahwa ibadah puasa di bulan Sya'ban, ibarat shalat Rawatib (sebelum dan sesudah) shalat Fardhu. Sebab sebelum Ramadan disunnahkan banyak berpuasa di bulan Sya'ban, dan sesudah Ramadan, disunnahkan berpuasa enam hari bulan Syawwal.

(Lihat: Tahzib Sunan Abu Daud, 1/494, Latha'iful Ma'arif, 1/244)

Malam Nishfu Sya'ban (pertengahan Sya'ban)

* Terkenal di tengah masyarakat keutamaan malam nishfu Sya'ban (pertengahan bulan Sya'ban). Hadits-hadits terkait dalam masalah ini sebagian dikatagorikan dha'if (lemah), bahkan sebagian lagi dikatagorikan maudhu (palsu) oleh para ulama hadits. Khususnya hadits-hadits yang mengkhususkan ibadah tertentu pada malam tersebut atau hadits-hadits yang menjanjikan jumlah dan bilangan pahala atau balasan tertentu bagi yang beribadah di dalamnya. 

* Akan tetapi, ada sebuah hadits yang berisi tentang keutamaan malam Nisfhu Sya'ban yang bersifat umum, tanpa mengkhususkan ibadah-ibadah tertentu. Yaitu hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

"Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nisfhu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik atau orang yang sedang bertengkar (dengan saudaranya)."

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1390). Dalam Zawa'id Ibnu Majah, riwayat ini dinyatakan dha'if karena adanya perawi yang dianggap lemah.

Namun hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dari shahabat Mu'az bin Jabal (215). Ibnu Hibban juga mencantumkan dalam shahihnya (5665), begitu pula Imam Ahmad mencantumkan dalam Musnadnya (6642). Al-Arna'uth dalam ta'liq (komentar)nya pada dua kitab terakhir tentang hadits tersebut, berkata, "Shahih dengan adanya syawahid (riwayat-riwayat semakna lainnya yang mendukung)."

Al-Albani memasukkan hadits ini dalam kelompok hadits-hadits shahih dalam kitabnya Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (1144), juga dalam kitabnya Shahih Targhib wa Tarhib (1026).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Adapun malam Nishfu Sya'ban, di dalamnya terdapat keutamaan." (Mukhtashar Fatawa Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 291)

* Karena itu, ada sebagian ulama salaf dari kalangan tabi'in di negeri Syam, seperti Khalid bin Ma'dan dan Luqman bin Amir yang menghidupkan malam ini dengan berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu. Dari merekalah kemudian kaum muslimin membudayakan berkumpul di masjid-masjid pada malam Nisfhu Sya'ban dengan melakukan ibadah tertentu untuk berdoa dan berzikir. Ishaq bin Rahawaih menyetujui hal ini dengan berkata, "Ini bukan bid'ah."

Akan tetapi, sebagian ulama Syam lainnya, di antaranya Al-Auza'i yang dikenal sebagai Imam ulama Syam, tidak menyukai perbuatan berkumpul di masjid-masjid untuk shalat dan berdoa bersama pada malam ini, namun mereka membenarkan seseorang yang shalat khusus pada malam itu secara pribadi (tidak bersama-sama). Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, begitu juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Lebih keras dari itu adalah pandangan mayoritas ulama Hijaz, sepeti Atha, Ibnu Mulaikah, juga ulama Madinah dan pengikut Mazhab Maliki, mereka menganggapnya sebagai perbuatan bid'ah.

(Lihat: Latha'iful Ma'arif, Ibnu Rajab Al-Hambali, hal. 151, Mukhtashar Fatawa Al-Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 292)

Namun, jika seseorang qiyamullail pada malam itu sebagaimana qiyamullail disunnahkan pada umumnya malam, atau berpuasa di siang harinya karena termasuk puasa Ayyamul Bidh (pertengahan bulan) yang disunnahkan, maka hal tersebut jelas tidak mengapa. 

Qadha puasa Ramadan

* Apa kaitannya qadha puasa Ramadan dengan bulan Sya'ban?

Aisyah radhiallahu anha berkata,

كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلاَّ فِي شَعْبَانَ ، الشُّغُلُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

"Aku dahulu memliki hutang puasa Ramadan, aku tidak dapat mengqadanya kecuali di bulan Sya'ban, karena sibuk melayani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam." (Muttafaq alaih)

Berdasarkan hadits ini, umumnya para ulama berpendapat bahwa kesempatan melakukan qadha puasa Ramadan terbuka hingga bulan Sya'ban sebelum masuk bulan Ramadan berikutnya. Namun, jika tidak ada alasan khusus, seseorang dianjurkan segera mengqadhanya. Bahkan sebagian ulama menyatakan agar mendahulukan qadha Ramadan sebelum puasa Syawal atau puasa sunah lainnya. Sebab berdasarkan hadits Aisyah di atas, dia baru sempat melakukan qadha di bulan Sya'ban, karena ada alasan, yaitu melayani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka pemahamannya, jika seseorang tidak memiliki alasan atau uzur syar'i, hendaknya dia menyegerakan membayar qadha puasanya.

(Lihat: Syarah Muslim, Imam Nawawi, 8/21, Fathul Bari, 4/189)

* Apabila hutang puasa itu belum juga terbayar hingga bertemu Ramadan berikutnya karena ada alasan tertentu yang membuatnya tidak dapat mengqadha puasa Ramadan sebelumnya, maka tidak ada kewajiban apa-apa baginya selain mengqadha puasanya setelah Ramadan berikutnya.

Jika tidak ada halangan bagi seseorang untuk mengqadha puasanya, namun tidak juga dia lakukan hingga datang Ramadan berikutnya, maka hendaknya dia bertaubat dan istighfar atas kelalaiannya menunda-nunda kewajiban. Disamping itu, dia tetap harus mengqadhanya setelah bulan Ramadan berikutnya.

Sebagian ulama mengharuskan orang seperti itu untuk memberikan setengah sha' makanan pokok (sekitar 1,5 kg) kepada seorang miskin untuk setiap satu hari puasa yang dia tinggalkan sebagai peringatan atas kelalaiannya, disamping kewajiban mengqadha puasanya. Berdasarkan ijtihad para shahabat dalam masalah ini. Namun sebagian lain berpendapat tidak ada kewajiban akan hal tersebut, karena tidak ada nash yang dengan tegas menetapkannya. Akan tetapi ijtihad tersebut dianggap baik.

(Fathul Bari, 4/189, Al-Ilmam Bisyai'in min Ahkam Ash-Shiyam, Syekh Abdul Aziz Ar-Rajihi, 30)

* Jika telah masuk bulan Sya'ban, hendaknya setiap muslim mengingatkan dirinya atau orang-orang terdekat (khususnya kaum wanita yang umumnya suka memiliki hutang puasa) apabila memiliki hutang puasa Ramadan sebelumnya, agar segera ditunaikan sebelum datang Ramadan berikutnya. 

Puasa Di Akhir Sya'ban

* Sehari atau dua hari terakhir bulan Sya'ban sebelum Ramadan, dinamakan sebagai Yaumusy-Syak (hari keraguan). Dikatakan demikian, karena pada hari tersebut tidak jelas apakah sudah masuk bulan Ramadan atau belum. Pada hari tersebut, seseorang dilarang berpuasa jika tujuannya sekedar ingin hati-hati agar tidak ada hari yang tertinggal dari bulan Ramadan. Yang diperintahkan adalah memastikan datangnya bulan Ramadan dengan terlihatnya hilal Ramadan. Kalau hilal tidak terlihat, maka bulan Sya'ban digenapkan menjadi tiga puluh hari berdasarkan riwayat shahih dalam masalah ini. 

* Namun dibolehkan berpuasa pada hari tersebut (sehari atau dua hari sebelum Ramadan) apabila pada hari itu bertepatan dengan hari-hari sunnah berpuasa yang biasa dia lakukan (seperti Senen dan Kamis), atau dia berpuasa karena hendak membayar qadha puasanya, atau nazar atau kaffarat.

Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ ، إلاَّ رَجُلاً كَانَ يَصُومُ صَوْماً فَلْيَصُمْهُ (متفق عليه)

"Jangan kalian mendahulukan Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari (sebelumnya). Kecuali seseorang yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa." (Muttafaq alaih).

* Di antara hikmah pelarangan ini adalah agar ada pemisah antara puasa Ramadan yang fardhu dengan puasa-puasa sunah sebelum dan sesudahnya. Maka, dilarang puasa sehari atau dua hari sebelumnya dan dilarang pula puasa sehari sesudahnya, yaitu pada hari Idul Fitri.

(Lihat: Syarah Muslim, Imam Nawawi, 7/194, Latha'iful Ma'arif, hal. 151, Syarh Umdatul Ahkam, Syekh Jibrin, 30/2)
Wallahu ta'ala a'lam.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَعْبَانَ وَوَفِّقْنَا فِيهِ ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Yaa Allah, berilah kami barokah dan taufiq di bulan Sya'ban, dan pertemukan kami dengan Bulan Ramadan.."

Rabu, 29 Juni 2011

Keluarga Baru Kami

Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2011 dimanfaatkan oleh DPP Partai Keadilan Sejahtera untuk meluncurkan Rumah Keluarga Indonesia. Mendukung program pemerintah itu, PKS menjadikan Harganas sebagai Hari Keluarga Kader dan memprioritaskan satu hari tersebut untuk melakukan kegiatan bersama keluarga.
PKS menyadari persoalan keluarga Indonesia saat ini tidak sedikit karena itu perlu upaya sungguh-sungguh untuk membantu keluarga Indonesia meminimalisir persoalannya. Ada beberapa agenda yang dilakukan oleh PKS baik pusat maupun daerah untuk berkontribusi dalam hal tersebut.“Inilah konstribusi kami bagi kejayaan negeri, karena kami yakin kemajuan suatu bangsa berawal dari kekokohan keluarga”, tegas Anis Matta, Lc.

Ngemeng-ngemeng tentang keluarga pada hari Senin tanggal 27 Juni 2011 sekitar  pukul 14.20 WBBWI telah hadir keluarga baru kami, seorang perempuan mungil  dengan berat 2,7 Kg yang panjangnya tidak sampai setengah meter.

Putri kecil kami lahir tanpa bantuan siapapun, tenaga medis dan saya (ayahnya) baru datang sekitar 5-10 menit setelah dia lahir. Kok bisa?. Bisa!!. Begini kronologisnya.

Sebenarnya kami berencana periksa rutin kehamilan tiap 2 minggu sekali pada hari Selasa 28 Juni 2011. Tapi karena sang ibu pada sehari sebelumnya merasakan sakit diperut. Maka saya setelah istirahat dzuhur bergegas memeriksakan kondisi ke Bidan terdekat, tapi ternyata beliau belum pulang, kemudian ke Bidan Puskesmas juga tidak ada karena sedang kuliah, akhirnya kami coba memeriksakan ke Puskesmas (jam layanan umum sudah tutup pukul 11.00) di UGD kebetulan Bidan Puskesmas belum pulang, setelah diperiksa komprehensif sudah ada tanda-tanda mau melahirkan tetapi perkiraan bidan paling cepat 4 jam karena kami periksa pukul 13.00 maka perkiraan lahirnya paling cepat jam 17.00, karena masih lama kami putuskan untuk pulang dulu mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah saya photo copy persyaratan Jampersal (Jaminan persalinan), dan ngeprint 1 lembar photo. Sang Bunda sudah merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya oleh Bidan setelah ditelpon dianjurkan segera berangkat ke Puskesmas tetapi sang Bunda sudah tidak tahan kemudian masih di dalam rumah ketuban sudah pecah, dan berbaring di tempat tidur disitulah saya lihat udah mau keluar kepalanya, kemudian saya putuskan untuk memanggil tenaga medis. Karena mendadak tenaga medis masih mempersiapkan peralatan untuk dibawa ke rumah kami, setelah 10 menit berlalu kamipun datang tetapi putri kami sudah tidak sabar untuk hadir ditengah-tengah kami.

Melengkapi kebahagiaan kami sekeluarga, hadirlah putri kami yang sampai sekarang masih belum saya beri nama. Mungkin ada teman-teman yang mau memberi saran nama untuk putra kedua kami. Dipersilahkan....


Sabtu, 25 Juni 2011

Golongan Darah Anda Adalah Kepribadian Anda

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

Tapi ternyata, golongan darah bisa menjadi pribadi kita sendiri dengan kata lain bisa mencerminkan siapa kita sebenarnya. Golongan darah yang terdiri dari empat bagian diantaranya A, B, O, AB mempunya makna tersendiri.

Seperti halnya dibawah ini, anda akan melihat siapa anda sebenarnya sesuai dengan golongan darah anda.

 

Golongan Darah A mencerminkan anda itu,
  1. Berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool.
  2. Tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
  3. Penuh pertimbangan dan perencanaan yg matang.
  4. Konsisten dan serius dalam mengerjakan sesuatu.
  5. Berusaha menjadi sewajar dan ideal mungkin.
  6. Kadang suka menyendiri dan jauh dari orang-orang.
  7. Suka menekan perasaan dan terlihat tegar.
  8. Mudah merasa gugup.
  9. Keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.

    Golongan Darah B mencerminkan Anda itu,
     
  1. Punya rasa ingin tahu.
  2. Banyak kegemaran dan hobby.
  3. Menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
  4. Selektif.
  5. Cenderung ingin jadi nomor satu dan melalaikan sesuatu jika terfokus dgn kesibukan yang lain (tidak bisa mengerjakan sesuatu dalam waktu yg sama).
  6. Terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias, walau tidak sesuai dgn pendapatnya.
  7. Tidak suka bergaul dengan banyak orang.

    Golongan Darah O mencerminkan Anda itu,
     
  1. Berperan menciptakan gairah dan suatu keharmonisan.
  2. Bersifat tenang, pandai menutupi sesuatu sehingga kelihatan slalu riang, damai dan terlihat tidak punya masalah, sampai akhirnya mencari tempat atau orang untuk curhat.
  3. Pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan, dermawan dan tidak pelit.
  4. "loved by all". Keras kepala juga, berpendirian.
  5. Fleksibel dan mudah menerima hal-hal baru.
  6. Cenderung gampang dipengaruhi.
  7. Berkepala dingin dan terpercaya tapi kurang berhati-hati.
  8. Banyak yg suka.

    Golongan Darah AB mencerminkan Anda itu,
  1. Sensitif dan lembut.
  2. Penuh perhatian dan peduli dengan perasaan orang lain tapi tidak menyinggung.
  3. Keras dgn diri sendiri dan orang² dekat.
  4. Cenderung kelihatan punya dua kepribadian.
  5. Suka sentimen dan mikir sesuatu terlalu dalam.
  6. Banyak teman, tapi suka menyendiri juga,,,

Senin, 20 Juni 2011

Pendidikan Primer

Akhir-akhir ini banyak orang tua dipusingkan oleh anak-anaknya, kenapa? Karena beberapa hari terakhir banyak anak-anak mereka sudah menyelesaikan proses belajarnya di sekolah, ada yang dari TK menuju SD, dari SD ke SMP, lulus SMP mencari sekolah SMA dan begitu seterusnya.
Para orang tua sibuk mencari sekolah mana yang baik untuk anak-anak mereka. Mereka sibuk berkeliling sekolah dan mencari referensi dari orang lain yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk memberi pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka.
Tapi wajib diingat seperti tausiyah K.H. Muhammad Arifin Ilham, beliau mengatakan Ilmu yang WAJIB/PRIMER diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka dan berdosa besar bila mengabaikannya adalah AQIDAH, IBADAH dan AKHLAK, sedangkan yang lain, bisa diperoleh disekolah mana saja yaitu misalnya bahasa Inggris, komputer, matematika, dan sebagainya adalah SEKUNDER.
Sebagaimana Luqmanul Hakim mendidik anak-anak beliau. Yang termaktub dalam Al-Qur’an: “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah(Aqidah, pen) Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu (Ibadah, pen) Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu.(Akhlak) Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS Luqman 31:13-19).
Karena itulah sahabatku, siapkan anak-anak kita untuk menjadi "GENERASI RABBANI", yang dicintai Allah dan RasulNya serta dapat membahagiakan orang tunya dunia akhrat, dengan ILMU PRIMER & SEKUNDER, SubhanAllah.

Jumat, 17 Juni 2011

Tidak Boleh Jual Paku Malam Hari

Sebel, marah, jengkel berkumpul jadi satu, kenapa? begini ceritanya:
Pada suatu malam sekitar dua minggu yang lalu, aku kan ada kerjaan bikin banner, terus karena kuwalahan, banner yang kujanjikan hari itu juga belum selesai. Kucoba mempercepat agar selesai tepat waktu seperti yang kujanjikan, eh ndilalah kurang sedikit lagi selesai,  paku abis, waktu itu sekitar jam 08.00, bentar lagi mau diambil tuh banner, kebayangkan kan situasinya?

Terus hari kan udah malam nih, toko bangunan langganan operasinya sampai pukul 4 sore doang , gimana nih? Untungnya sebelah rumah ada toko kelontong yang jual bahan bangunan cuman kapasitas terbatas, tanpa pikir panjang kupacu sepeda ku menuju toko sebelah rumahku.

Tapi sungguh kecewanya diriku setelah kuutarakan maksudku, "Beli Paku," cuman gelengan kepala yang kuterima, kuperjelas tanyaku "Beli paku, seribu aja" tetep aja gelengan yang kuterima sebagai jawaban, terus kutanyakan kenapa eh ternyata gak boleh jual paku malam-malam katanya, tanpa pikir panjang aku marah ditempat tanpa bisa mengendalikan emosiku, sumpah serapah kulontarkan dalam perjalananku pulang kerumah, sambil ku kais-kais mungkin ada beberapa biji paku dirumah.

Istriku bertanya kenapa ngomel-ngomel gak jelas serasa tak terbendung lagi kecewaku ku lontarkan kepada ibunya dyhar. Masak ada orang percaya paku jual paku akan menimbulkan kesialan, kerugian atau apalah, kalau keinjak mungkin iya. parahnya lagi penjualnya udah bergelar Haji dan Hajjah (ibadah tertinggi umat Islam).

Itulah sekelumit kisahku, tetapi ternyata masih banyak hal-hal lain yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari contohnya:
  • Kupu-kupu masuk rumah, pertanda ada tamu,
  • Gigi copot, ada kerabat dekat yang celaka,
  • Berita dari penjaga kunci ka'bah, kalau tidak disebarkan pada 10 orang lain akan celaka,
  • Tidak boleh berfoto bertiga, nanti ada yang mati,
  • Bunyi tokek menentukan pilihan,
  • Suara burung ditengah malam, bertanda buruk,
  • Kokok ayam dimalam hari, pertanda ada yang hamil tanpa nikah,
  • Kucing loncat mayit, jadi pocong.
Inilah beberapa contoh khurafat-tahayyul, karena
"...Sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. Al-A'raf 7 : 131), jadi bukan karena paku, gigi copot, foto bertiga, dll. 
Itu termasuk bagian dari bagian dari syirik "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS 4:48)

Selasa, 14 Juni 2011

Lagi Futur Nih....???

mencari daun-daun yang berserakan
Labruk Kidul-Gimana nih, gaswat...! sebagai sekretaris DPC sekaligus admin blog ini sedang dilanda kemunduran, bagaimana tidak... blog ini sudah 2 hari gak update, ada syuro DPC juga ndak hadir (dengan berbagai alasan), majelis juga absen (juga dengan berbagai alasan) dalam hal ibadah juga drop, jama'ah jarang-jarang, tilawah juga, sampai mandipun sekali sehari he..he.. (maklum hawanya lagi dingin). Cuman makan yang masih rutin...

Ndak ingin gini terus dong, kucoba cari literature apa yang melatarbelakangi fenomena tersebut, dan cara mengatasinya. Mungkin selain saya ada sahabat yang mengalami hal serupa, nih mungkin bisa dipakai pedoman:

Mundur/Futur ini ada 3 golongan:
  1. Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.
  2. Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.
  3. Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.
Penyebab kemunduran/Futur diantaranya:
  1. Hilangnya keikhlasan
  2. Lemah dalam menuntut ilmu syar'i
  3. Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat
  4. Fitnah(cobaan) berupa istri, anak dan harta
  5. Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
  6. Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan cita-cita duniawi
  7. Melakukan dosa dan maksiat serta memakan barang-barang yang haram
  8. Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah)
  9. Lemahnya iman
  10. Menyendiri (tidak mau bergaul dengan komunitas yang baik)
  11. Lemahnya pendidikan
 Cara Mengatasinya:
  1. Memperbaharui keimanan. Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjamaah di masjid, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat tahajjud dan witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, dan lain-lain dari amal-amal ketaatan.
  2. Merasa selalu diawasi Allah ta'ala dan banyak berdzikir kepada-Nya
  3. Ikhlas dan bertakwa
  4. Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid'ah dan kemaksiatan)
  5. Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah dan dauroh-dauoroh syar'iyyah.
  6. Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri
  7. Mencari teman yang baik (shalih)
  8. Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap su'ul khatimah (akhir kehidupan yang jelek)
  9. Sabar dan belajar untuk sabar
  10. Berdoa dan memohon pertolongan Allah
Eh, ternyata,Nabi Muhammad saw juga pernah futur, namun beliau cepat bangkit dari futurnya. Dalam surat Al Baqaroh ayat 214 dikisahkan, Allah SWT berfirman : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. 

Tingkat futur Rasulullah dan para sahabat sampai pada mempertanyakan datangnya pertolongan Allah yang tidak kunjung datang. Lalu Allah menjawab bahwa pertolongan Allah itu pasti datang, sehingga jawaba Allah tersebut membangkitkan kembali semangat beliau untuk berjuang. 

Trus bagaimana Rasulullah bangkit dari semangatnya:
Jika futur, Nabi Muhammad justru banyak beribadah. Bukan sebaliknya malah meninggalkan ibadah seperti yang dilakukan sebagian kaum muslimin saat ini. 
  1. Menurut sebagian ulama, jika mengalami cobaan hidup yang melemahkan semangatnya (futur), nabi Muhammad saw justru memperbanyak tilawah Al Qur’an dan sholat sunnah. Bahkan begitu seringnya Nabi Muhammad saw sholat, sehingga beliau akan sholat sunnah jika ada kesempatan (dinamakan sholat sunnah Mutlaq). Beliau juga banyak membaca berdo’a jika mengalami cobaan dalam hidupnya. Salah satu doa beliau tercermin dalam surah Al Baqaroh ayat 214 di atas. 
  2. Dengan banyak berda'wah. Orang yang sibuk dan rutin berda’wah juga akan sibuk dan rutin menasehati dirinya sendiri. Nasehat adalah cara untuk menghindari futur.  Oleh sebab itu, Allah menyebut ciri umat Islam terbaik dengan “banyak menasehati (amar ma’ruf nahi mungkar)”. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada AllahQS. Ali Imran 3 : 110

Demikian kiat Nabi Muhammad saw untuk terhindar dari futur berkepanjangan dan demikian pula yang harus kita contoh. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang terhindar dari futur dan selalu bersemangat dalam hidup yang indah ini!


Jadi jika kita ingin terhindar dari futur, aktiflah berda’wah atau hiduplah dalam lingkungan da’wah (lingkungan yang banyak menasehati satu sama lain). Jangan menyendiri dan jangan banyak bergaul dengan lingkungan yang induvidualistis dan hedonis. 

Dari berbagai sumber



Minggu, 12 Juni 2011

Kajian al-Hajj 22:36-37



Artinya          :   dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur -- Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Hajj 22:36-37)





​​اِنْشَآءَاللّهُ saya coba livetweet pengajian alhijri pagi ini dengan melanjutkan kajian tafsir QS 22:36-37, Ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil:

Pertama, tugas manusia adalah mengabdi dan beribadah pada Allah. Ibadah tersebut harus dilakukan dengan mujahadah dan penuh kesungguhan. Lakukan ibadah tersebut secara sempurna. Misalnya, memberikan yang terbaik dalam berinfak. jangan sampai kita menginfakkan sesuatu yang tidak kita sukai. Dalam QS. 2:267 ditegaskan larangan untuk berinfak dengan yang buruk. Ini adalah bentuk dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan akan berusaha menggoda kita agar ibadah dan aktivitas pengabdian kepada Allah dilakukan secara asal-asalan. Pada ayat QS 22:36 antara lain diungkapkan bahwa tanda-tanda syiar agama Allah harus tercermin dari kualitas ibadah yang dilakukan. Memiliki mesjid yang bersih dan tertata itu bagian dari syiar. Menyembelih hewan qurban yang terbaik juga bagian dari syiar. Anak-anak harus dilatih sejak dini untuk beribadah dengan penuh kesungguhan, agar mereka terbiasa mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupan.

Kemudian ayat ini (22:36) juga menjadi dalil bahwa dalam ibadah qurban, kita boleh memakan bagian dari hewan yang kita qurbankan. tapi kita tidak boleh memakan semua, cukup sebagian kecil saja (max 1/3), dan berikan pada yang berhak menerimanya.

Pelajaran kedua dari ayat-ayat ini adalah bahwa setiap ibadah yang dilakukan, selalu ada sisi-sisi sosialnya. Dalam ibadah puasa misalnya, ada sisi sosial yang ingin dibangun. dalam sholat berjamaah, juga ada hubungan sosial yang ingin dibangun. dalam ayat ini, ibadah qurban juga memiliki sisi sosial, yaitu memperhatikan kelompok orang yang membutuhkan. Kelompok orang yang membutuhkan itu ada 2, yaitu :

  1. al-qooni' adalah orang yang membutuhkan, tapi dia tidak pernah meminta-minta. dan
  2. al-mu'tar adalah orang yang membutuhkan tapi suka meminta-minta.
Kita harus bijak dalam memperhatikan kedua kelompok ini. Inilah antara lain sisi sosial ibadah qurban yang ingin dikembangkan.
Selanjutnya, pada ayat QS. 22:37 diungkap bahwa ikhlas itu adalah sikap hati yang tunduk pada Allah setelah melakukan ibadah yang terbaik. Tidak dikatakan ikhlas kalau ibadah kita, kita lakukan secara asal-asalan. Ciri ikhlas adalah selalu mempersembahkan yang terbaik. Perpaduan antara keikhlasan dan kualitas dalam ibadah maupun muamalah inilah yang akan mengantarkan seseorang menjadi muhsinin. Demikian kajian #alhijri pagi ini. Semoga bermanfaat :) 
Sumber : 
 diambil dari kajian Hijri di twitterland http://twitter.com/#!/irfan_beik 
Oleh : 

Irfan Syauqi Beik adalah Islamic economist (FEM IPB, Pusat Kajian Pembangunan Syariah IPB & Pascasarjana UIKA), and newspaper columnist http://www.irfansb.blogdetik.com
Editor : 
 Ismu Hartoyo/PKSumbersuko






Sabtu, 11 Juni 2011

Twit Salim A Fillah : Do'a

do'a
Dalam Al Hikam, Ibn 'Athaillah As Sakandari mengisahkan sebuah do’a yang diijabah Allah, tetapi sang pendo’a yang justru tak siap akannya. Seorang ahli 'ibadah ber do’a memohon pada Allah agar dikaruniai 2 potong roti tiap hari tanpa harus bekerja, dan sehingga dengannya, dia dapat dengan tekun beribadah kepada Allah. Dalam bayangannya, jika tak berpayah kerja mengejar dunia, ibadahnya kan lebih terjaga. Maka Allah pun mengabulkan do’a-nya. Dengan cara yang tak terduga. Tiba-tiba dia ditimpa fitnah dahsyat yang membuatnya harus dipenjara.
Allah takdirkan bahwa di penjara dia diransum 2 potong roti; 1 di pagi, 1 di petang. Tanpa bekerja. Diapun luang dan lapang beribadah. Tapi apa yang dilakukan sang 'abid (ahli Ibadah)? Dia sibuk meratapi nasibnya yang terasa nestapa. Masuk penjara begitu menyakitkan dan penuh duka. Dia tak sadar, bahwa masuk penjara adalah bagian dari terkabulnya do’a yang dipanjatkan sepenuh hati. Rasa nestapa menutup keinsyafannya.
Apa pelajaran yang kita ambil dari kisah do’a sang 'Abid ini? Wallaahu a'lam bish shawaab. Pertama: hati-hatilah dalam berdo’a dan meminta. Sungguh boleh meminta apapun, memohon serinci bagaimanapun, dengan ucapan dan bahasa terserah kita. Tapi do’a yang baik tetap ada adabnya. Di antara do’a terbaik telah Allah ajarkan dengan firmanNya, atau tersebut dalam kisah tentang hambaNya yang shalih dalam Al Quran. Do’a terbaik juga telah diajarkan oleh Nabi SAW melalui sabdanya, atau melalui apa yang terkisah dalam perjalanan hidupnya nan mulia. Maka ber do’a dengan apa yang telah mereka tuntunkan adalah lebih utama, mengungguli segala bentuk do’a apapun selainnya.
Pelajaran selanjutnya; Allah lebih tahu dibanding kita tentang apa yang terbaik bagi kita. Maka mintalah yang terbaik dari Allah. Setiap pengabulan do’a selalu diikuti konsekuensinya. Maka jika kita meminta yang terbaik, semoga Allah bimbing juga untuk menghadapinya. Dan karena pengabulan do’a diikuti konsekuensi; meminta 'hasil' biasanya melahirkan kebuntuan; tapi meminta 'sarana' membuka jalan baru. Ber do’a minta karunia yang hiasi jiwa; keimanan, kesabaran berlipat, kemampuan bersyukur dll; lebih indah daripada meminta benda-benda.
Dan kitapun ingat; sebab Allah Maha Tahu; do’a bukanlah cara memberitahuNya akan apa yang kita butuhkan (karena Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan, red). Do’a itu bincang mesra padaNya. Maka teruslah berbincang mesra; hingga bukan hanya isi do’anya, melainkan berdo’a itu sendirilah yang menjadi kebutuhan dan deru jiwa kita.
Pelajaran lain dari kisah do’a si 'Abid; seringkali banyak pinta kita telah dikabulNya, tapi kita terhijab darinya. Hijab itu tersebab masih adanya prasangka buruk pada Allah, kurangnya syukur, dan ketidaktepatan do’a yang lahirkan ketaksiapan hadapi paket pengabulannya.
Selamat berdo’a ya Shalih (in/at), do’a dengan sebaik-baik adab, seindah-indah pinta, semesra-mesra suasana, setunduk-tunduk jiwa:) Bincang do’a ini diilhami oleh Gurunda @sholzerotohero, penulis buku ZeroToHero, di perjalanan tadi. Follow beliau ya Shalih (in/at;)
TKP 


Selasa, 07 Juni 2011

Memeriahkan Rajab Buka Puasa Bareng

Appetizer talas dan ketela pohon rebus
Untuk memeriahkan bulan Rajab, dan Sya'ban serta menyongsong bulan suci Ramadhan ibu-ibu di wilayah kecamatan Sumbersuko punya gawe yaitu dengan mengadakan acara buka bersama pada hari Senin tanggal 6 Juni 2011 kemarin.
Agenda tersebut dimulai pukul 17.00 bbwi dan kebetulan mengambil tempat dirumah ketua DPC PKS Sumbersuko di Jalan Kaplingan Desa Kebonsari Kec. Sumbersuko


Setelah dibuka oleh ibu Halimah selaku murobbiyah ibu-ibu tersebut, dilanjutkan dengan pembacaan al-ma'tsurat (dzikir pagi sore) serta taujih oleh Ustadz Muhammad Sholeh dan selaku ketua DPC Sumbersuko menyampaikan arahan serta mengumumkan ta'limat dari DPP untuk meningkatkan amal yaumiyah, mulai puasa sunnah, qiyamul lail dan sebagainya, setelah itu   dilanjutkan dengan syuroh kegiatan DPC, ada banyak rencana program yang terlontar dari kader diantaranya program pekan bersih, dimana setiap pekan kami mengontrol setiap rumah kader dan simpatisan PKS khususnya di wilayah kecamatan Sumbersuko sekaligus bisa menjalin silaturrahim dengan "konstituen".
Lahap ibu-ibu juga menikmati hidangannya

Acara dihentikan sementara karena adzan maghrib, setelah sholat maghrib berjama'ah dilanjutkan dengan acara inti yaitu buka bersama dengan menu ala kadarnya tetapi malah membuat meriah, ternyata menu sederhanapun tidak bisa mengurangi kemeriahan acara tersebut, karena ternyata kebersamaan itu yang membuat meriah acara pada hari itu, agenda syuro yang tertunda tadi dilanjutkan dan setelah selesai acara tersebut ditutup dengan do'a. Semoga kita mendapat keberkahan bulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukan kami dalam bulan Ramadhan.... Amin (ISM)


TKP











 

Blogroll

About

Browser tidak support